1.
Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Diantara sekian banyak macam dosa besar, syirik adalah dosa
yang terbesar. Sebagaimana yang yang di peringatkan oleh nabi :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ
Artinya :Nabi SAW bersabda: Apakah kalian mau saya
beritahu tentang dosa yang terbesar dari dosa-dosa? - (beliau mengulanginya
sampai) tiga kali -. Mereka (para sahabat) menjawab : benar wahai Rosulullah.
Nabi bersabda (lagi): yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang
tua. - Nabi duduk, padahal sebelumnya tiduran -. Kemudian bersabda : ingat !
Dan berkata bohong (HR. Bukhari Muslim)
Arti syirik adalah menjadikan seseorang sebagai sekutu bagi
yang lain. Sedangkan yang di maksud dengan sirik di sini adalah اتخاذ إله
غير الله ,
yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada selain Allah. Namun yang di maksud syirik
adalah kufur, karena secara fitrah, manusia mengakui Alloh sebagai tuhannya.
2.
Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.
Durhaka terhadap kedua orang tua juga termasuk diantara dosa
besar yang harus dihindari. Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat
durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang
sombong lagi celaka. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan
aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
Menyakiti kedua orang tua artinya menentang apa yang
diperintahkan oleh keduanya dengan syarat bukan perintah berbuat maksiat kepada
Allah atau melakukan suatu perbuatan yang tidak mendapat restu keduanya.
Perbuatan ini termasuk dosa besar. Dan dalam hal ini Rosulullah
memperingatkan kepada kita agar kita berbuat baik kepada kedua orang tua,
sebagaimana dalam surat Al-Isra’ 23:
“Dan
Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia”
Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang tua tidak di perbolehkan
oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan dengan lebih kasar
daripada itu.
Dalam ayat diatas dijelskan bahwa durhaka kepada orang tua
bukan hanya dalam bentuk perlakuan fisik, tetapi juga dengan kata-kata yang
mengakibatkan sakit hati kedua orang tua. Anak yang durhaka kepada kedua orang
tuanya akan dikutuki oleh allah dan tidak akan masuk surga.
3.
Sihir
Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan
manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, objek, orang dan fenomena
fisik) melalui mistik, paranormal, atausupranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir
berada dibawah tekanan dari, dan dalam kompetisi dengan ilmu pengetahuan danagama.
Berdasarkan bahasa
Arab,
sihir berasal dari kata “saharo/sihrun” yang berarti sihir/tipu daya. Terminologinya
menurut ulama adalah suatu hal/perkara atau kejadian yang luar biasa dalam
pandangan orang yang melihatnya.
Sihir dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang
mempelajari, mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan
perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu
yang luar biasa, oleh sebab dapat dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang
yang melihatnya tidak mengetahui, hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si
pelaku sihir itu.
4.
Membunuh.
Membunuh ialah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan
sengaja maupun tidak sengaja dengan alat yang mematikan atau tidak mematikan.
membunuh seseorang yang tidak bersalah dengan sengaja hukumnya dosa besar.
Allah SWT berfirman:
"Dan barangsiapa yang membunuh
seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan baginya
adzab yang besar". (An Nisaa: 93).
5.
Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqarah 275:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”
Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak
jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran
emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam
ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat
Arab zaman Jahiliyah.
6.
Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)
7.
Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka,
dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian
ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang
hal ini Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa yang membelakangi
mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau
hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu
kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka
Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)
8.
Menuduh wanita baik-baik berbuat
zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina),
mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar".( An Nuur: 23)
9.
Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan sesuatu
perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan perbuatan itu. atau ia bersumpah
tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, namun nyatanya ia kemudian melakukan
perbuatan itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang
sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah
tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada
hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih". (Ali Imraan: 77 ).